Dalam chapter terbaru seri manga Tokyo Revengers memperlihatkan bagaimana Terano South tersenyum setelah mengetahui Draken tertembak akibat ulah anak buahnya.
Apakah sebenarnya itu merupakan rencana awal yang diinginkan Terano South? Apakah dia mendukung ulah anak buahnya? Di awal chapter 224 diperlihatkan bagaimana keempat anak buah Terrano South dihajar habis-habisan.
South sengaja melakukan hal itu sebagai hukuman atas apa yang mereka lakukan dengan mengincar nyawa Takemichi dan juga menembak Draken. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh keempat anak buahnya tersebut berlebihan, bahkan sampai harus menembak Draken. Tetapi, ada satu hal yang menarik dari momen tersebut. Selain South marah dan menghajar mereka, South juga kemudian memuji apa yang dilakukan keempat anak buahnya.
Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan, apakah artinya South memang menginginkan Draken tewas? Seperti yang kita ketahui, pada chapter 211 kemarin Draken secara terang-terangan menolak tawaran Terano South yang menginginkannya bergabung dengan kelompok Rokuhara Tandai. Menurut South, pengalamannya di Toman bisa membuat Rokuhara semakin kuat.
Di sisi lain, ini juga sebagai bentuk persiapan mereka dalam pertempuran besar-besar tiga geng di Tokyo yang akan terjadi. Selain Rokuhara Tandai, ada juga dua geng lainnya yaitu Brahman dan Kantou Manji yang akan berperang melawan Rokuhara. Draken sendiri menolak tawaran South dengan alasan dia tidak ingin terlibat lagi dalam berbagai urusan geng.
Sebenarnya, selain Draken, South juga mengincar sosok Takemichi. Namun, bagi South, Draken adalah target utamanya. Dan South sendiri tidak menerima jawaban Draken yang menolak tawarannya. Pada chapter 211 tersebut diperlihatkan bagaimana South menghajar habis-habisan Draken yang sudah menolak tawarannya. Draken pun memutuskan untuk tidak membalasnya.
Namun, jika diperhatikan, ada sebuah dialog yang mungkin bisa menjadi petunjuk tentang kematian Draken. Setelah Draken menolak tawaran South dan dihajar habis-habisan, South sempat mengatakan bahwa “Keputusanmu untuk pensiun adalah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan. Yang terkuat akan tetap menjadi yang terkuat meski pun mereka sudah dimakan atau dibunuh.”
Sebenarnya, dalam percakapan keempat orang anak buah South saat upaya membunuh Takemichi, terdapat juga petunjuk lain di mana South mungkin tidak setuju dengan apa yang mereka lakukan. Bagi South, membunuh seseorang apalagi dengan menggunakan senjata api adalah sesuatu diluar nalar. Namun, salah satu dari mereka kemudian meyakinkan yang lain bahwa South mungkin akan memahami situasinya.
Dan pada chapter 224 terbukti bahwa South menganggap tindakan itu berlebihan, meski pun kemudian dia mendukung apa yang mereka lakukan. Berdasarkan dari apa yang sudah diperlihatkan dalam ceritanya, memang ada kemungkinan bahwa Terano South berharap bahwa Draken tewas. Dia dendam karena sudah menolak tawarannya bergabung dengan Rokuhara Tandai.
Bisa jadi, sebenarnya South sudah berencana untuk menghabisi Draken dalam perang besar yang terjadi pada 14 Juli mendatang. Tetapi, anak buahnya sudah terlebih dahulu melakukannya. Mungkin inilah alasan kemudian South memuji apa yang sudah dilakukan anak buahnya tersebut. Meski pun begitu, tanpa South sadar bahwa tindakan anak buahnya tersebut sudah memicu hal mengerikan lainnya.
Kita melihat bagaimana seluruh kelompok Brahman sudah siap untuk menghabisi Terano South dan Rokuhara Tandai. Mereka marah dengan apa yang sudah dilakukan terhadap Draken.
Dan yang paling epik tentunya adalah Mikey yang akan mengamuk ketika mengetahui hal ini. Di akhir chapter 224 terlihat ekspresi Mikey yang sudah siap untuk menghabisi siapa pun. Bukan tidak mungkin jika dia akan bergabung dengan Brahman untuk menghancurkan Rokuhara Tandai atau bahkan dia akan menghancurkan kedua geng lainnya.